Cari Blog Ini

Senin, 25 April 2011

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

 KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. pabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.

Tatacara Penyampaian Ide dengan Komunikasi

Bagaimana cara menyalurkan ide melelui komunikasi.
Dalam membina kerjasama dalam kelompok hal inilah yang perlu diperhatikan dengan baik karena dengan inivasi yang berakar dari ide-ide secara individual inilah yanag menetukan nasib dari suatu organisasi yang perlu dan sangat diperhatikan adalaha Bagaimana Anda menyampaikan ide/gagsan dari kepala Anda untuk disampaikan kepada orang lain dan dapat dimengerti serta dijalankan dengan baik.
Tedapat 3 unsur dalam penyampaian ide tersebut yaitu: koordinasi, kerjasama, komunikasi. Tiap unsur-insur tesebut memiliki subvariabelainnya yaitu: planning, organizing, controling, serta motivating. Pemenfaatan sumber daya dan waktu dengan semaksilmungkin akan membarikan dampak yamng sangat beik dengan ide yang digagaska serta proses yang dijalankan ajan sesuai yang dinginkan oleh organisasi.
Komunikasi yang dilakukan oleh Si sender(pengirim berita/informasi/ide) dengan Si reciever (penerima) denga pemenfaatan sumber daya seperti :tenaga, ekonomi, pikiran, serta waktu yang harus dilakukan dengan komunikasi yaitu penenpaian gagsan dengan kata-kata.
Setelah ide tersebut dikomunikasikan Si reciever atau pemenrima kan mengkoordinasikan ide tersebut dengan karyawan/ satf lainnya. Menusun rencana, memotivasi, mengorganisasikan tugas agar ide tersebut dapat dijalankan dengan efektif dan semaksimal mungkin, controling akan kinerja yang dilakukan para staf dan karyawan.
Kerjasama antara masing masing kelompok-kelompok kecil yang telah dibagi-nahi tugas untuk saling mendukung dan memebatu berjalannya proses penyanpaian tujuan dari ide yang telah digagaskan sebelumnya. Ke-3 variabel tadi salaing berkaiatan dana titak saling putus proses kerjasama bukanlah proses terakhir malainkan berputar kembali paada proseskonunikasi. Karena penyampaian ide ini akan menyebabkan perubahan pada organisasi. Perubahan merupakan proses yang sufatnya dinamis. Ide tersebut akan menyebabkan perubahan pada struktur organisasi dan berpengaruh pada kinerja organisasi baik dimasa kini dan menetukan kelangsungan organisasi dimasa yang akan datang. Terkadang terdapat ide yang sifatnya membanguan maupaun yanag sifatnya menghancurkan atau membuat suatu kemunduran bagi organisasi. Tergantung kepada keputusan para take holder/pembuat kebijakan terkait kememapuan para take holder dalam menentukan gagasan, jika pengalaman adan kemetangan dsalam menentukan sanagat tinggi akan memberikan keputusan yang baik pula bagi memajuan suatu organisasi.

Dalam diagram piramida yang disusun secra hierarki oleh Hendri Fayol para take holder ini secra kapasitas memang lebih sedikit dam posisinya paling puncak/top manager namun inilah orang-oarang yang lebih banyak bekerja secra strategis dibandingkan cara praktis, namun efek yang ditentukan teramat besar bagi kelengsunag suatu organisasi. Untuk lebih jelasnya tentang tahap-tahap penyampaian ide srta keterkaitan pada ketiga variabel dalam penyampaian ide

HAMBATAN-HAMBTAN DALAM BERKOMUNIKASI

Suatu ketika keluarga kecil yang memiliki anak berumur lebih kurang tiga tahun pulang kampung mengunjungi orang tuanya. Betapa senang hati si nenek karena mendapat kunjungan dari anak dan cucunya. Mereka bermain dan bercengkrama bersama hingga sore hari. Merekapun bermaksud untuk kembali pulang kerumah. Karena si nenek masih rindu dan ingin bermain dengan cucunya, maka si nenek meminta agar si cucu tinggal dan tidur bersamanya. Akhirnya karena si nenek mendesak dan si cucupun mau, maka  jadilah si cucu menginap di rumah nenek dan kedua orang tuanya pun pulang
Tengah malam, si cucu terbangun dari tidurnya ingin buang air kecil. Lalu dia membangunkan neneknya. “Nek bangun nek, aku mau nyanyi”. ( rupanya si cucu sudah terbiasa dengan orang tuanya klo mau buang air bilang mau nyanyi). Si nenekpun bangun dan berkata: “Cu, ini kan udah malam, besok aja nyanyinya ya”. Lalu merekapun tidur lagi.
Tidak berapa lama, si cucupun terbangun karena sudah gak tahan mau buang air kecil. “nek bangun nek, aku mau nyanyi”, si cucu terus merengek kepada neneknya. Karena gak tahan dengan rengekan cucunya maka si nenek berkata: “baiklah, kamu nyanyinya di teliga nenek saja ya”. Kontan si cucupun mengencingi telinga neneknya. Dan nenekpun terpaksa menahan marahnya. Rupanya orang tua si cucu lupa memberitahukan kepada si nenek kalau si cucu mau buang air dia akan bilang mau nyanyi.
Demikianlah sebuah anekdot yang berhubungan dengan hambatan dalam beromunikasi. Banyak hal yang bisa menghambat untuk terjadinya komunikasi yang efektif. Menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel sebagaimana yang dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :
1. Mendengar. Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4. Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7. Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
8. Gangguan. Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.

DAFTAR ISI
  • http://dhanusoftware.blogspot.com/2011/04/menyalurkan-ide-melalui-komunikasi.html
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
  • http://yusrizalfirzal.wordpress.com/2009/10/13/hambatan-hambatan-dalam-komunikasi/
  • http://juraeis.blogspot.com/2010/05/tatacara-penyampaian-ide.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar